Senin, 07 Maret 2011

KEANEKARAGAMAN KEBUDAYAAN DI IDONESIA

Pendahuluan

Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada didaerah tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga memcerminkan kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok sukubangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan.
Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok sukubangsa yang berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia. Labuhnya kapal-kapal Portugis di Banten pada abad pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang gujarat dan pesisir jawa juga memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar peradaban yang ada di Indonesia. Singgungan-singgungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun daya elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Disisi yang lain bangsa Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan budaya lokal ditengah-tengah singgungan antar peradaban itu.


Bukti Sejarah

Sejarah membuktikan bahwa kebudayaan di Indonesia mampu hidup secara berdampingan, saling mengisi, dan ataupun berjalan secara paralel. Misalnya kebudayaan kraton atau kerajaan yang berdiri sejalan secara paralel dengan kebudayaan berburu meramu kelompok masyarakat tertentu. Dalam konteks kekinian dapat kita temui bagaimana kebudayaan masyarakat urban dapat berjalan paralel dengan kebudayaan rural atau pedesaan, bahkan dengan kebudayaan berburu meramu yang hidup jauh terpencil. Hubungan-hubungan antar kebudayaan tersebut dapat berjalan terjalin dalam bingkai ”Bhinneka Tunggal Ika” , dimana bisa kita maknai bahwa konteks keanekaragamannya bukan hanya mengacu kepada keanekaragaman kelompok sukubangsa semata namun kepada konteks kebudayaan.
Didasari pula bahwa dengan jumlah kelompok sukubangsa kurang lebih 700’an sukubangsa di seluruh nusantara, dengan berbagai tipe kelompok masyarakat yang beragam, serta keragaman agamanya, masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang sesungguhnya rapuh. Rapuh dalam artian dengan keragaman perbedaan yang dimilikinya maka potensi konflik yang dipunyainya juga akan semakin tajam. Perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat akan menjadi pendorong untuk memperkuat isu konflik yang muncul di tengah-tengah masyarakat dimana sebenarnya konflik itu muncul dari isu-isu lain yang tidak berkenaan dengan keragaman kebudayaan. Seperti kasus-kasus konflik yang muncul di Indonesia dimana dinyatakan sebagai kasus konflik agama dan sukubangsa. Padahal kenyataannya konflik-konflik tersebut didominsi oleh isu-isu lain yang lebih bersifat politik dan ekonomi. Memang tidak ada penyebab yang tunggal dalam kasus konflik yang ada di Indonesia. Namun beberapa kasus konflik yang ada di Indonesia mulai memunculkan pertanyaan tentang keanekaragaman yang kita miliki dan bagaimana seharusnya mengelolanya dengan benar.
Indonesia adalah negara yang sangat kaya baik dari segi alam maupun suku budaya yang ada. Kita patut berbangga menjadi bangsa ini karena kekayaan alam dan suku budaya yang beragam. Segala usaha harus kita lakukan untuk melestarikannya agar tetap dapat diwariskan untuk anak cucu dan generasi yang akan datang.

Beragam Suku yang Ada di Indonesia

Negara yang terdiri dari ribuan pulau membuat Indonesia terdiri dari beragam suku budaya. Ada banyak suku yang mendiami berbagai wilayah di tanah air ini. Hingga pelosok-pelosok, terdapat lebih dari seribu suku bangsa yang ada di Indonesia. Setiap suku memiliki keanekaragaman masing-masing.
Beberapa suku yang ada di Indonesia antara lain:
• Pulau Sumatera. Di Pulau Sumatera ada suku Aceh, Batak, Gayo, Komering, Mentawai, dan masih banyak lagi suku lainnya.
• Pulau Jawa. Di pulau ini, Anda bisa menemukan suku Jawa, Badui, Betawi, Bawean, Tengger, Sunda, dan lain-lain
• Pulau Kalimantan. Di Kalimantan, tinggal suku Dayak, Pontianak, Limbai, Bawo, Kutai, Tunjung, Bakung, dan lain sebagainya.
• Pulau Bali dan Nusa Tenggara. Di kedua pulau ini terdapat suku Bali, Kore, Sumbawa, Sasak, Flores, dan lain-lain.
• Pulau Sulawesi. Di Pulau Sulawesi, Anda akan menjumpai suku Gorontalo, Sangir, Minahasa, Bajau, Makasar, dan suku-suku lainnya.
• Pulau Maluku. Pulau Maluku dihuni oleh berbagai suku seperti Buru, Aru, Ambon, Pagu, Ternate, Tidore, Seram, dan lain-lain.
• Pulau Irian Jaya. Di pulau yang sering disebut juga dengan Papua ini ditinggali oleh suku Asmat, Aero, Gebe, Sawung, Sentani, Sawuy, Dani, dan masih banyak lagi suku-suku lainnya.

Keragaman Budaya

Keragaman suku juga disertai dengan keragaman budaya. Itulah yang membuat suku budaya Indonesia sangat dikenal bangsa lain karena budayanya yang unik. Berbagai bidang budaya mewarnai keragaman suku ini.
Anda bisa menemukan rumah adat yang berbeda untuk setiap suku dengan ciri khasnya masing-masing. Beberapa nama rumah adat tersebut seperti rumah Joglo (Jawa Barat), rumah Gadang (Sumatera Barat), Rumah Panggung (Sulawesi Utara), Honai (Papua) dan lain sebagainya.
Di bidang seni, keragaman tampak pada berbagai tarian daerah yang menarik, lagu daerah dengan bahasanya masing-masing, berbagai alat musik. Semua ini semakin menambaSeperti yang telah kita ketahui, Indonesia memiliki sebuah keragaman yang luar biasa. Bahkan, berkat keragaman inilah Indonesia sering disebut sebagai negara yang kaya akan budaya. Salah satu perbedaan dalam negara ini adalah suku bangsa.
Suku adalah suatu golongan atau kelompok masyarakat yang memiliki kesamaan dalam beberapa hal. Misalnya, bahasa, kepercayaan, budaya/tradisi adat istiadat, atau bahkan ciri fisik. Sekelompok orang yang memiliki ciri sama ini akan hidup berdampingan dalam satu wilayah.
Di Indonesia sendiri, banyak sekali suku yang mendiami tiap-tiap daerah di Indonesia. Mulai dari pulau Sumatera sampai Papua, kita akan menemukan berbagai suku dengan kebudayaan unik yang berbeda-beda.
Indonesia adalah negara kepulauan, di mana di tiap pulau kita akan menemukan suku bangsa dengan ciri khas masing-masing. Berikut ini adalah lima pulau besar di Indonesia dan contoh suku bangsa yang mendiami pulau tersebut.
Suku Batak di Pulau Sumatera
Salah satu suku yang ada di pulau paling barat Indonesia ini adalah suku Batak. Siapa yang tak kenal dengan suku yang satu ini? Mereka memiliki ciri bahasa dan dialek yang khas.
Suku yang mendiami Pulau Sumatera ini memiliki budaya yang khas selain bahasa. Mulai dari cara berpakaian mereka dengan menggunakan kain songket, masakan khas, sampai pada tradisi sosial yang memiliki keunikan tersendiri.

Suku Dayak di Pulau Kalimantan

Suku Dayak adalah suku asli Kalimantan. Sama seperti suku yang lain, suku Dayak memiliki ciri khas yang unik, mulai dari bahasa, pakaian, senjata, maupun tradisi sosial.
Salah satu ciri khas yang mudah dikenal dari suku ini adalah senjata yang mereka pakai. Senjata utama mereka adalah Mandau, sejenis golok yang dibuat dari batu gunung. Pegangannya yang khas biasanya diberi hiasan bulu burung maupun rambut manusia.
Sebagai pelindung, orang Dayak menggunakan perisai yang sangat khas. Perisainya tidak bulat tapi lonjong dengan panjang sekitar 1-1,5 meter dengan lebar sekitar 30-50 cm. Yang juga unik, bagian luar perisai selalu diberi ukiran yang memiliki makna tertentu..
Suku Jawa di Pulau Jawa

Seperti namanya, suku ini bertempat tinggal di Jawa, khususnya di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan juga Jawa Timur. Suku yang mayoritas beragama Islam ini memiliki ciri khas yang juga tak kalah unik dari suku lain.
Pakaian kebaya yang dipadukan dengan kain batik, masakan khas, bahasa dan dialek, alat musik, maupun adat istiadat yang menarik untuk dipelajari.
Salah satu yang menjadi ciri orang Jawa adalah bahasa yang dipakai. Bahasa Jawa memiliki kosa kata yang cukup banyak berdasarkan kepada siapa bahasa tersebut digunakan.
Bahasa yang digunakan untuk berbicara pada anak muda akan berbeda bila bicara dengan orang yang lebih tua. Hal seperti ini juga sering disebut unggah-ungguh (tata krama/sopan santun). Tak hanya bahasa, suku Jawa pun memiliki huruf tersendiri dalam penulisan, disebut aksoro Jowo (aksara Jawa).


Suku Bugis di Pulau Sulawesi

Suku Bugis tinggal di Pulau Sulawesi, tepatnya di Sulawesi Selatan. Hal yang paling nampak dari suku ini adalah bahasa dan dialek yang sering disebut dengan bahasa Ugi.
Tak hanya Jawa yang punya huruf khas, suku ini pun memiliki aksara atau huruf unik yang disebut aksara Lontara.
Selain dari bahasa, ciri khas yang mudah dikenali dari suku ini adalah pakaiannya. Baju bodo adalah pakaian tradisional suku Bugis yang dikenakan oleh para wanitanya.

Suku Asmat di Pulau Papua

Di pulau paling timur Indonesia ini, kita akan berkenalan dengan suku Asmat. Suku Asmat sendiri dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang tinggal di pedalaman, dan juga kelompok yang mendiami pesisir pantai.
Yang paling khas dari suku ini adalah cara berpakaian dan kemampuan mereka dalam membuat ukir-ukiran dari kayu.
Rumah adat mereka pun cukup unik. Rumah yang disebut dengan rumah bujang ini memiliki atap yang terbuat dari susunan daun sagu (nipah). Rumah ini bisa sangat panjang, karena dibangun hingga mencapai 50 meter dengan lebar belasan meter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar